JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal potensi tidak tercapainya target penerimaan pajak (shortfall) sepanjang 2025. Menurutnya, kejadian ini merupakan konsekuensi logis dari melambatnya aktivitas ekonomi nasional yang terjadi sejak kuartal pertama hingga Agustus 2025.
Purbaya menegaskan, risiko rendahnya setoran pajak berbanding lurus dengan dinamika pertumbuhan ekonomi di lapangan.
"Itu waktu ekonomi melambat kuartal I 2025 sampai bulan Agustus, kenapa Anda tidak protes? Ketika ekonomi melambat, pasti itu otomatis risiko (shortfall) itu ada," ujar Purbaya usai konferensi pers APBN KiTA, dikutip Minggu (21/12/2025).
Meski menghadapi tekanan, pemerintah memastikan tetap melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas kas negara. Perbaikan sistem pemungutan di Direktorat Jenderal Pajak serta optimalisasi pada sektor Bea dan Cukai terus dijalankan agar defisit anggaran tetap berada dalam batas aman.
"Tapi kita kendalikan semuanya, kita perbaiki pengumpulan pajak, bea cukai, dan lain-lain," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun ada tekanan, defisit masih terjaga sesuai target.
“Yang ada sih sedikit tahun ini, apalagi tidak, kita bisa kendalikan defisitnya," imbuhnya.
Purbaya menyatakan bahwa performa pajak saat ini adalah cerminan dari kondisi sembilan bulan pertama tahun 2025 yang tidak bisa diubah secara instan.
“Jadi, ini kan dampak yang kemarin. Kita tidak bisa menghilangkan yang sembilan bulan pertama tahun ini," tuturnya.