JAKARTA - Tren pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya masih akan terus berlanjut. Nilai tukar rupiah pun diproyeksikan bakal kembali menguat seiring penguatan harga sejumlah komoditas.
"Kenaikan harga minyak WTI masih akan menjadi faktor positif berlanjutnya penguatan di pasar Asia termasuk rupiah," kata analis Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih dalam risetnya di Jakarta, Selasa (28/12/2010).
Ada pun Harga minyak mentah WTI ditutup naik terus ke USD91 per barel seiring dengan terjadinya badai salju di pantai timur AS. "Kami perkirakan rupiah akan berpeluang menguat tipis di kisaran Rp9.030-Rp9.035 per USD," tuturnya.
Sebelumnya pada perdagangan kemarin, Senin (27/12/2010), hampir semua mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, kecuali rupiah. Nilai tukar rupiah (IDR) melemah tipis ke Rp.9.038 per USD (kurs tengah Bloomberg), padahal IHSG ditutup naik menjadi 3.625,27 mengikuti kenaikan indeks pada beberapa bursa Asia lainnya.
Tapi, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada akhir perdagangan kemarin, rupiah ditutup menguat ke Rp9.041 per USD, turun dari akhir pekan lalu yang ada di Rp9.048 per USD. Sementara menurut yahoofinance, rupiah ada di Rp9.040 per USD dengan kisaran perdagangan harian di Rp9.027,5-Rp9.040 per USD.
(Widi Agustian)