JAKARTA - Nilai tukar rupiah tampak bergerak melemah seiring melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dipicu oleh kerusuhan di Mesir. Investor tampaknya mengeluarkan dananya dari pasar modal dan kembali ke instrumen berbasia dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah, pada akhir perdagangan Senin (31/1/2011) bergerak melemah ke Rp9.057 per USD, dibandingkan dengan akhir pekan lalu sebesar Rp9.034 per USD. Menurut yahoofinance, rupiah ada di posisi Rp9.070 per USD. Dengan kisaran perdagangan harian di Rp9.027-9.073 per USD.
Tak hanya rupiah yang melemah atas dolar, sejumlah mata uang utama dunia tampak melemah atas dolar ini. Dolar menguat atas euro ke 1,3609 per USD, pounds juga melemah ke 1,5852 per USD. Hanya yen yang menguat ke 82,095 per USD.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menjelaskan jika ekonomi AS pada kuartal IV-2010 tumbuh sebesar 3,2 persen yoy, naik dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III-2010 sebelumnya yang mencapai 2,6 persen yoy.
Namun realisasi kuartal IV tersebut lebih rendah dari median survei analis di 3,5 persen yoy. Dorongan ekonomi tersebut terutama berasal dari meningkatnya konsumsi masyarakat, mencapai 4,4 persen qtq. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya pendapatan setelah pajak (disposable income) sebesar 1,7 persen qtq, tetapi tabungan masyarakat turun dari 5,9 persen qtq di kuartal III menjadi 5,4 persen qtq di kuartal IV.
Dari sisi bisnis, pengeluaran investasi untuk peralatan dan perangkat lunak naik hanya 5,8 persen qtq, turun dari kenaikan 15,4 persen qtq pada kuartal III lalu. Inventori rendah sehingga impor turun 13,6 persen qtq, sementara ekspor naik 8,5 persen qtq. Selanjutnya, ekonomi AS diperkirakan masih akan menguat pada kuartal I-2011 seiring dengan kebijakan pemotongan pajak yang berlanjut (Bush tax cut).
(Widi Agustian)