Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menkeu : FTA Merugikan Indonesia

Idris Rusadi Putra , Jurnalis-Senin, 12 September 2011 |10:22 WIB
Menkeu : FTA Merugikan Indonesia
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan menilai perjanjian Free Trade Agreement (FTA) merugikan Indonesia, karenanya perlu adanya pengkajian ulang dalam perjanjian bilateral maupun multilateral ini.

"Banyak komitmen yang dilakukan sejak lama, kalau tidak ditindaklanjuti dengan baik dalam program aksi yang kongkret dan jelas, membuat posisi Indonesia relatif lemah," ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Agus DW Martowardojo kala di temui di Jakarta akhir pekan lalu.

Adapun FTA yang saat ini dijalani oleh Indonesia antara lain, ASEAN FTA, ASEAN-China FTA, ASEAN-Korea FTA, ASEAN-India FTA, bilateral Indonesia-China, dan yang tengah diratifikasi ASEAN-Selandia Baru-Australia.

"Perjanjian itu, (FTA) tidak membuat Indonesia pada posisi yang terlalu sederhana. Jadi, saya ingin kita bisa melakukan kajian atas perjanjian FTA yg selama ini kita miliki," tegas dia.

Ke depannya, lanjut Agus, pihaknya akan mempertimbangkan dan mengkaji mengenai Asean New Zealend Australia FTA. Menurut Menkeu ini harus dilakukannya agar perjanjian ini hanya sedikit berpengaruh kepada Indonesia.

"Oleh karena itu saya akan atur waktu minggu depan sebelum saya final tandatangan asean new zaeland australi FTA tadi. Saya ingin publik tau, kalau seandainya, kita punya kesimpulan dari hasil evaluasi itu adalah baik untuk ke depan kita hati-hati," jelas dia.

Selain itu, dia mengatakan guna menjaga pertanggungjawaban publik maka akan dilakukan sesi mendiskusikan dan memahami dampak dari FTA. "Itu kepada relatif dari Indonesia kepada dunia," jelas Agus.

Pengkajian FTA ini, tak lepas dari enggannya produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), membangun basis industrinya di Indonesia. Padahal BlackBerry merupakan salah satu perangkat yang dikonsumsi secara masif oleh masyarakat Indonesia.

Namun, RIM lebih memilih untuk lebih memilih membangun pabrik di Malaysia. Karenanya, pemerintah menegaskan, Indonesia tidak ingin hanya dijadikan pasar bagi produk-produk negara lain. (mrt)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement