JAKARTA - China ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) merupakan penyebab utama tergerusnya Neraca Dagang Indonesia. Pasalanya, impor dari China terpantau paling banyak masuk ke Indonesia.
Menteri Kooridinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan dalam CAFTA, China dan Indonesia sama-sama mencatat defisit dalam perdagangan. Namun,
terdapat perbedaan pencatatan defisit di laporan perdagangan China dan Indonesia.
"Tapi memang catatan di China, mereka yang defisit, tetapi catatan kita, Indonesia yang defisit," ungkap Hatta kala ditemui di Kantornya usai salat Jumat, Jakarta, Jumat (31/8/2012).
Hatta menjelaskan, perbedaan itu dikarenakan Indonesia mengukur impor tersebut dengan Free on Board (FOB). Sementara pemerintah China, menggunakan perhitungan CHF. "Misalkan, dia mengekspor 10 juta ton dibukukan lima juta ton," ujar Hatta.
Menurutnya, dengan perbedaan tersebut maka terjadi dispute pada volume perdagangan antara Indonesia dengan China. Oleh karena itu, dia mengatakan diperlukan pengawasan yang ketat oleh Bea dan Cukai (BC) agar tidak terjadi impor ilegal.
"Ini menyangkut pengawasan, memperkuat fungsi BC terhadap ekspor terutama komoditas mineral, kelapa sawit, dan sebagainya akan menjadi penting. jangan sampai terjadi transfer pricing," tegasnya.
Hatta menambahkan, dalam pertemuan bilateral mendatang maka radar perbedaan tersebut akan dibahas. "Tetapi masih belum ada laporan lagi dari bea cukai, kemenkeu, kementerian perdagangan," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)