JAKARTA - Pemerintah memastikan ketersediaan atau stok beras yang ada di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) aman hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan perhitungan pemerintah, persediaan beras nasional pada akhir tahun mencapai 1,8 juta ton. Ketersediaan beras tersebut sudah memperhitungkan kebijakan impor beras hingga Februari 2012 yang totalnya mencapai 1,9 juta ton.
“Kami punya stok beras yang cukup di gudang Bulog. Pada akhir tahun kami akan punya stok 1,8 juta ton, lebih tinggi dari batas minimalnya 1,5 juta ton,” ungkap Menteri Koordinasi bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat koordinasi di kantor Kementerian bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (29/11/2011).
Meskipun stok beras nasional diyakini dalam posisi aman, pemerintah tidak menutup keran impor dari negara lain. Hatta menyebutkan, total beras yang akan diimpor Bulog pada tahun ini maksimal mencapai 1,9 juta ton, sesuai dengan proyeksi awal pemerintah yakni 1,5 juta-1,9 juta ton hingga Februari 2012. “Kami tidak akan menambah (impor beras) lagi, maksimal 1,9 juta ton,” katanya.
Secara keseluruhan, jumlah tersebut sudah dihitung dengan adanya tambahan impor beras dari Thailand yang sebesar 300 ribu ton beras, yang sebelumnya sempat dibatalkan oleh Pemerintah Thailand.
Total impor beras dari Thailand mencapai 450 ribu ton karena sebelumnya Bulog sudah menyetujui kontrak impor dengan produsen beras Thailand sebesar 150 ribu ton. “Ini untuk menjaga hubungan baik dengan Pemerintah Thailand,” katanya.
Sekadar diketahui, total impor beras tahun ini sebesar 1,9 juta ton masuk dari tiga negara yakni Vietnam 1,2 juta ton, India 250 ribu ton, dan Thailand 450 ribu ton. Sejauh ini beras yang sudah masuk ke gudang Bulog baru sekira 900 ribu ton, berasal dari Vietnam sebanyak 800 ribu ton dan Thailand (100 ribu ton). Sedangkan untuk beras asal India direncanakan masuk ke Indonesia pada pekan depan.
“Berdasarkan prediski BPS surplus produksi beras tahun ini hanya 3 juta ton, lebih rendah dari target lima juta ton. Kami harapkan itu angka sementara, nantinya meningkat sehingga angka tetap produksi beras akan memenuhi target,” ucap Hatta.
(Widi Agustian)