BANDUNG - Pelayanan air di Jakarta harus terus meningkat, sebab akan menjadi hal yang percuma bagi usaha yang telah dilakukan PAM Jaya dalam mengheir dua perusahan swasta untuk pengelolaan air di Jakarta, kalau hasilnya tidak maksimal.
Seperti diketahui PAM Jaya menggaet PT Aetra Air Jakarta (Aetra) untuk wilayah timur Jakarta dan PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) untuk barat Jakarta dalam pengelolaan air Ibu Kota.
"Suplai air Palyja lebih rentan, sebab air yang disalurkan Palyja baru bisa di olah ketika air sudah sampai di pompa yang ada di Cawang, tempat ini lebih jauh dibanding dengan Aetra yang ada di Buaran," ujar Dirut PAM Jaya Sri Widayanto Kaderi di acara Palyja Journalist Workshop di Bandung, Sabtu (30/6/2012).
Perlu diketahui bahwa sumber air bagi Aetra dan Palyja mayoritas bersumber dari waduk Jatiluhur. Sri menambahkan, selain kerentanan dalam pengelolaan air Palyja juga mengalami pasokan air yang kurang.
"Hal itu disebabkan kebutuhan air daerah sekitar sebelum Jakarta seperti Karawang dan Bekasi," sambungnya.
"Karena itu Palyja menggunakan sumber alternatif dari Kali Krukut, namun dari Depok sampai Cilandak daerah hunian semua, dengan River Bank Filtration yang dimiliki Palyja bisa membantu mengelola air secara kualitas dan kuantitas," terangnya.
Namun, diakuinya bahwa harga yang diperoleh Palyja dari sumber air baku tersebut jauh lebih mahal dibanding dari Jatiluhur. Lebih lanjut Sri menjelaskan, PAM Jaya telah melakuakan renegosiasi. "Supaya perjanjian ini bisa terus berlanjut, kontrak baru yang sudah disampaikan Mei kemarin, walaupun belum semuanya kita sepakat. Tapi progress itu sudah ada," kata Sri.
"Salah satu negosiasi yang kami lakukan adalah target teknis akan lebih tinggi, sehingga devisit yang kali ini ada itu dapat diselesaikan dengan adanya keuntungan," tandasnya.
Namun, kata dia proses renegosiasi ini tidak dapat berjalan dengan cepat. "Hal ini dikarenakan sumber daya airnya harus lebih jelas dulu, sumber air baru yang diambil Palyja ini belum jelas betul, kalau semuanya sudah pasti baru kita bisa lakukan hitung-hitungannya," jelasnya.
"Ini hajat pemerintah dan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, PAM win, Palyja win, masyarakat win," tutupnya.
(Widi Agustian)