JAKARTA - Kuatnya tekanan dolar Amerika Serikat (AS) masih memberikan tekanan terhadap pergerakan rupiah. Akibatnya, rupiah ditutup melemah tipis.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti, mengatakan rupiah cenderung tertekan khususnya di minggu terakhir Juni seiring meningkatnya permintaan dolar AS oleh korporasi untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang.
"Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan menjaga nilai tukar rupiah hari ini. Pemerintah akan mengadakan lelang sukuk hari ini dengan target Rp1,5 triliun dimana diharapkan akan berdampak positif bagi nilai tukar rupiah hari ini," kata dia dalam risetnya di Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Senada, Analils Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan rupiah masih dalam penjagaan BI menuju kisaran antara Rp9.990-Rp10.000 per USD.
"Investor memfaktorkan second round effect dari inflasi pasca pengumuman kenaikan harga BBM subsidi. Selain dari dalam negeri tekanan jual juga terbawa sentimen negatif dari pasar global," kata dia.
BI mencatat kurs tengah rupiah berada di Rp9.948 per USD, dengan kisaran perdagangn Rp9.898-Rp9.998 per USD, sementara Bloomberg mencatat rupiah tembus Rp10.004 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.904-Rp10.033 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)