Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejak Zaman Soeharto, Harga BBM Sudah Naik 31 Kali

Widi Agustian , Jurnalis-Selasa, 18 November 2014 |11:19 WIB
Sejak Zaman Soeharto, Harga BBM Sudah Naik 31 Kali
Sejak Zaman Soeharto, Harga BBM Sudah Naik 31 Kali (Ilustrasi: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Sejak jatuhnya pemerintahan Soekarno dan masuknya pengaruh kapitalis liberal di era tahun 1967, Pemerintah (Presiden) telah menaikkan harga BBM sebanyak 31 kali dalam kurun waktu 47 tahun. Terakhir, BBM baru saja dinaikan harganya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp2.000 per liter, menjadi Rp8.500 untuk premium dan solar Rp7.500.

Berdasarkan penelusuran Litbang Okezone, Selasa (18/11/2014), hanya lima kali pemerintah menurunkan harga BBM. Pertama ketika tahun1986, Pemerintahan Soeharto menurunkan solar sebesar 17,4 persen. Kedua, ketika krisis moneter (krismon) tahun 1998, aksi demonstrasi mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mencabut Keppres 69 Tahun1998 tentang kenaikan BBM, dan lalu menerbitkan Keppres 78 Tahun 1998 untuk menurunkan kembali bensin, solar dan minyak tanah masing-masing 16,7 persen, 8,3 persen dan 20 persen.

Kebijakan serupa dilakukan oleh Presiden Megawati menurunkan harga solar dari Rp1.890, kembali menjadi Rp1,650 di tahun 2003. Dan di masa pemerintahan SBY, harga bensin kembali diturunkan Rp500 di awal Desember 2008 setelah kenaikan Rp1.500 di akhir Mei.

Sebelumnya, pemerintah SBY-JK telah menaikkan harga BBM yang begitu fantastis pada 1 Oktober 2005. SBY-Kalla menaikkan bensin dari Rp2.400 menjadi Rp4.500 serta solar dari Rp2.100 menjadi Rp4.300. Tanggal 15 Desember 2008, pemerintah SBY kembali menurunkan premium dan solar masing-masing menjadi Rp5.000 dan Rp4.700.

Selanjutnya, SBY menurunkan harga BBM pada 15 Januari 2009. Alhasil, harga premium Rp4.500 per liter, solar Rp4.500. Selanjutnya, pada 22 Juni 2013 harga BBM kembali dinaikan, premium menjadi Rp6.500 per liter, solar Rp5.500.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement