"Idealnya Indonesia harus menentukan harga beli, karena punya bargain power, tapi Pertamina tidak bisa, padahal kan kalau pembeli tunggal Pertamina bisa bahwa barang tersebut tidak laku," tambahnya.
Oleh karena itu, dengan hanya menjadi pemain tunggal, PT Pertamina diindikasi melakukan kartel pula pada BBM subsidi jenis Premium.
"Pertamina bisa saja menghadapi kartel di RON 88, karena ini menarik, KPPU juga mau fokus ke internasional kartel, kecenderungan ke sana akan makin kuat," tukas dia.
(Fakhri Rezy)