JAKARTA - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyayangkan produk elektronik yang ada di Indonesia lebih banyak yang impor. Padahal, jika dilihat di pasar-pasar elektronik seperti Glodok dapat membuat produk elektronik tanpa harus mengimpor.
"Di Indonesia, impor elektronik tinggi juga yang, which is, bisa dibuat di dalam negeri, coba cek di Glodok, itu bisa sebenarnya kita bikin dalam negeri tapi masih tetap impor," tegas Rachmat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pihaknya akan mengkaji beberapa permasalahan yang membuat hal ini terjadi.
"Itu kita pelajari masalahnya apa, misalnya harmonisasi tarif atau kebijakan yang tidak saling mendukung, nah ini kita selesaikan semuanya," sambungnya.
Menurut Rachmat, permasalahan yang mendasar tingginya impor produk elekronik karena biayanya lebih murah daripada membuat di dalam negeri. Untuk itu, pihaknya akan menyelesaikan benang kusut ini.
"Jadi kenapa saya yakin, tadinya yang harusnya kita impor kita bisa buat di dalam negeri kenapa tidak didorong. Kita punya kemampuan, kenapa kita impor dan tidak membuat di dalam negeri, karena impor lebih murah dari impor. Kenapa impor lebih murah, karena masalah harmonisasi tarif atau regulasi lain," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)