Dijadikannya Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai percontohan "Smart City" menurut Bambang Arwanto, karena memiliki pertumbuhan investasi yang cukup baik dan mudah ditata, lahannya luas, penduduknya belum terlalu padat, punya konsep tata ruang yang baik serta kaya sumber energi.
Pembangunan "Smart City" di Kutai Kartanegara, lanjut dia, sebagai tindak lanjut kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan Kyushu Economic Federation Japan, kelompok usaha dengan anggota 970 perusahaan besar di Jepang pada 10 Februari 2015, untuk mengerjakan beberapa proyek pembangunan di Kutai Kartanegara, termasuk bermitra untuk Bandara Loa Kulu. Penandatanganan penjanjian kerja sama antara Kadin Indonesia dan KyuKeiRen tersebut juga dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari didampingi Bambang Arwanto.
"Rencananya, ground breaking dua proyek tersebut dilaksanakan pada Maret 2015," katanya.
Proyek "Smart City" Kutai Kartanegara itu dibangun dengan mencontoh Fujisawa Sustainable Smart Town (SST), di Kanagawa Frefecture yang merupakan proyek yang dibangun dengan kerja sama antara swasta dan pemerintah. Tujuannya, 70 persen penurunan CO2 dan sebesar 30 persen penurunan konsumsi air. Selain itu penggunaan energi terbarukan di atas 30 persen dan merupakan kota yang dirancang membawa energi untuk kehidupan sampai dengan 100 tahun ke depan.