Namun, Indonesia masih bisa bernapas lantaran impor bensin sudah tidak menggunakan dana sebesar dulu. Menurut dia, dengan perbaikan tersebut, maka Rupiah seharusnya dapat bertahan bahkan mungkin berpotensi mengalami penguatan.
"Karena; pertama, kondisi ekonomi dalam negeri saat kini memiliki harapan bisnis, ekspektasi, demokrasi yang bagus. Kedua, impor minyak yang dulu kencang dengan subsidi, itu tidak sekencang di waktu lalu, tetapi mengapa ini masih goyang terus?" tuturnya.
"Karena pemerintah sangat meremehkan, jadi tidak boleh meremehkan nilai tukar, juga menyatakan bahwa nilai Rupiah melemah pemerintah untung, jangan mengatakan begitu," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)