"Nah mengapa perlu hati-hati? Karena komponen impor terbesar adalah barang modal dan bahan baku. Impor barang modal tumbuh -10,3 persen dan bahan baku -16,1 persen," imbuhnya.
Menurutnya kalau impor barang modal, bahan baku turun perusahaan mengurangi pembelian bahan baku dan modal.
"Karena itu kita surplus neraca perdagangan ini bisa jadi indikasi awal perlambatan pertumbuhan ekonomi," tukasnya.
Seperti diketahui, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus di angka USD 1,13 miliar di bulan Maret 2015. Ini merupakan kali ke 3 dalam tahun ini neraca perdagangan Indonesia surplus.
(Rizkie Fauzian)