Pernyataan tersebut langsung ditanggapi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Sudirman mengatakan peluncuran BBM Pertalite untuk menghapus secara bertahap peredaran premium di masyarakat, produk premium memiliki fitur yang tidak ramah lingkungan dan kerap menimbulkan kecurigaan lantaran spesifikasinya yang sudah tidak ada di pasar internasional.
Sementara itu nada kontra muncul dari Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Bensin bernama pertalite yang akan diluncurkan PT Pertamina (Persero) tidak boleh menggantikan bensin premium RON 88. Bensin premium yang harganya murah, harus menjadi prioritas. Kecuali kalau pertalite harganya bisa lebih murah dari Premium,” ungkap Rini.
Senada dengan Menteri Rini, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi juga melontarkan beberapa kalimat kontra jika Premium akan digantikan dengan BBM Pertalite.
“Cuma yang jadi soal, Pertamina dan Hiswana belum menemui kesepakatan mengenai margin (keuntungan) dari penjualan Pertalite. Kami berharap Pertamina memberikan margin mendekati Pertamax di kisaran Rp 375 per liter,” tukasnya.
(Rizkie Fauzian)