JAKARTA - Meski pada kuartal I bisnis perseroan tumbuh positif dibanding industri penerbangan secara umum, namun Garuda Indonesia tetap waspada menghadapi low season.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo, awal tahun merupakan periode low season memang dibutuhkan strategi tertentu. Strategi dimaksud di antaranya merestrukturisasi beberapa rute penerbangan, deployment pesawat, dan melakukan beberapa hal di sisi cost, serta melakukan hedging di currency swap .
”Kita melakukan pemotongan biaya-biaya tanpa penurunan layanan sebesar USD147 juta sampai akhir tahun ini. Jadi kita memang melakukan tindakan quick win untuk di kuartal I melalui tiga hal,” ungkap dia, di sela seminar branding.
Tiga poin tersebut, tambah dia, yakni revenue generator yang diperbaiki mulai jaringan hingga deployment pesawat; kemudian ihwal yang menimbulkan biaya dikontrol dengan baik, serta melakukan beberapa langkah untuk refinancing atau reprofiling.
Dari sisi beban usaha, perseroan berhasil menekan beban usaha menjadi USD916,73 juta pada kuartal I tahun ini dibandingkan setahun sebelumnya, beban usaha Garuda mencapai USD980,97 juta.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada kuartal I 2015 mencetak laba bersih sebesar USD11,39 juta. Kinerja positif ini dicapai berkat efisiensi, pertumbuhan kapasitas penerbangan domestik, dan naiknya trafik penumpang.
Pencapaian tersebut lebih baik dibanding kinerja periode yang sama tahun sebelumnya, mengalami rugi bersih USD168,04 juta. Laba Garuda diraih setelah pada kuartal I membukukan pendapatan USD927,3 juta atau tumbuh 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu USD817,4 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan, pertumbuhan perseroan pada awal 2015 ini jauh lebih baik. Kenaikan tersebut antara lain didorong oleh pertumbuhan kapasitas penerbangan domestik hampir 12 persen, sementara trafik penumpang naik 13 persen.
”Untuk rute penerbangan internasional kita melakukan reposisi, optimasi jaringan, pengaturan deployment pesawat, termasuk juga pengembangan di China. Upaya-upaya tersebut mendongkrak pertumbuhan trafik 17 persen, padahal kapasitasnya hanya tumbuh 1 persen,” ungkapnya.
Adapun jumlah aset Garuda Indonesia juga tercatat naik pada kuartal I 2015 menjadi USD3,17 miliar, darisebelumnyaUSD3,11 miliar per Desember 2014. Sementara itu, jumlah kas dan setara kas perseroan juga naik menjadi USD464,89 juta pada kuartal I tahun ini, dari USD434,32 juta per Desember 2014.
(Arsy Ani S/Inda Susanti / Kunthi Fahmar Sandy/Koran Sindo)
(Rani Hardjanti)