Anggota DEN Rinaldy Dalimi mengatakan dasar pemikiran dan faktor pembangunan PLTN sudah seharusnya berubah. Apalagi jika diukur dengan menggunakan Jajak Pendapat.
"Nuklir adalah pilihan terakhir, ini dibuat oleh DEN, kita buat selama lima tahun, kita sepakat nuklir itu pilihan terakhir," sebutnya dalam diskusi Energi Kita di Kawasan Cikini, Minggu (7/6/2015).
Menurutnya, kalaupun harus dibangun PLTN, investor harus siap bertanggung jawab jika suatu saat terjadi kecelakaan. Seperti diketahui, gempa yang terjadi di Jepang membuat PLTN Fukushima mengalami gangguan dan membuat sebagian masyarakat terkena radiasi.
"Ada beberapa langkah yang harus diubah, banyak informasi yang diberikan, banyak sumber yang tidak tepat dan salah kaprah soal nuklir, masyarakat harus tahu bahaya nuklir," sebutnya.
Dia meyakini, jika masyarakat mengetahui akan bahaya yang dikandung energi nuklir, masyarakat akan menolak pembangunan PLTN. Selain itu, pembangunan PLTN juga memerlukan dana yang tidak sedikit.
"Energi nuklir tidak murah lagi, kalau kita punya PLTN kita harus impor uranium, nuklir energi yang bahaya, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) belum punya pengalaman, Batan enggak berhasil meyakinkan kita, kita putuskan itu (nuklir) pilihan terakhir," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)