JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2015 sebesar 4,67 persen year on year (yoy). Sedangkan secara kuartalan (qoq) tumbuh sebesar 3,78 persen.
Angka ini sesuai dengan prediksi banyak pihak yang menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berada di atas angka lima persen.
"Pada triwulan II-2015 PDB kita sebesar Rp2.866,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp2.239,3 triliun sehingga terjadi pertumbuhan 4,67 untuk year on year," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Rabu (5/8/2015).
Dia mengatakan, perlambatan ekonomi global dipicu rendahnya harga berbagai komoditas secara internasional. Sebut saja harga gandum, jagung, beras, kopi, daging sapi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan. Untuk migas, batu bara, bijih besi, alumnium, nikel dan timah juga menurun secara global.
Menurutnya, ketidakpastian kondisi pasar keuangan, yaitu ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate juga mempengaruhi hal tersebut. Terlebih, mitra dagang juga melambat perekonomiannya seperti Amerika Serikat dari 2,9 persen menjadi 2,3 persen di kuartal II-2015, China juga melemah atau stagnan ke level tujuh persen, dan Singapura dari 2,1 persen pada kuartal I-2015 menjadi 1,7 persen bahkan di kuartal II.
"Negara lain juga, seperti Inggris dan Korea Selatan enggak lebih dari tiga persen. Artinya kepada negara kita tentu ada imbasnya," tandas dia.
(Rizkie Fauzian)