Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Meroket, Waspadai Skenario Mafia Daging Sapi

Harga Meroket, Waspadai Skenario Mafia Daging Sapi
Harga meroket, waspadai adanya skenario mafia daging sapi (Ilustrasi: Okezone)
A
A
A

Heri menghitung, jika 1 ekor sapi Australia termasuk pengapalan, dan lain-lain harganya Rp 10 juta, maka eksportir kehilangan potensi omset sebesar (270.000 - 50,000) x Rp 10 juta atau Rp2,2 triliun setiap kuartal.

"Berarti total hilangnya omset dalam 1 tahun adalah Rp2,2 triliun x 4, yakni Rp8,8 triliun. Angka yang fantastis! Tidak heran mereka berupaya membuat rekayasa agar pemerintah tetap impor," katanya.

Sinyalemen rekayasa eksportir, lanjut dia, makin kuat dengan bermainnya mereka pada harga tertinggi. Targetnya menciptakan situasi seolah situasi semakin kritis sehingga Kemendag melakukan intervensi radikal berupa impor.

"Rekayasa mafia itu terstruktur. Modus yang mereka mainkan macam-macam, mulai memainkan harga beli sapi di peternak serendah mungkin hanya berkisar Rp25.000 - Rp30.000/kg, memotong sapi betina bunting untuk dijual di pasar, dan lain-lain," ujarnya.

Peternak sapi tidak pilihan sama sekali selain menjual sapi mereka dengan harga yang murah. Lebih-lebih di saat musim kemarau seperti sekarang, ketika pakan ternak sulit didapat.

Legislator dari Dapil Jabar IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi) itu mengatakan pada kenyataannya di lapangan harga sapi di beberapa daerah masih murah bahkan peternak masih kesulitan menjual sapi di pasar.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement