JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mengancam buruh di industri rokok bukan karena penurunan penjualan akibat kampanye hitam antirokok yang digalakkan sejumlah elemen masyarakat. Hal tersebut lantaran adanya pengalihan produksinya kepada sigaret kretek mesin (SKM) dari sebelumnya melakukan produksi pada sigaret kretek tangan (SKT).
"PHK di industri rokok karena mekanisasi, pergantian sigaret rokok kretek linting tangan ke sigaret linting mesin. Karena dengan mesin kan produktivitasnya lebih tinggi dan tidak butuh pekerja banyak, bukan karena black campaign antirokok, itu mereka (pelaku industri rokok) bohong," ujar Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Kartono Muhammad kepada Okezone, belum lama ini.
Kartono mengatakan, mekanisasi mengikuti pasar kerap dilakukan oleh pihak industri rokok. Sehingga, diperlukan aturan maupun antisipasi konkret dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini.
"Kebiasaan mereka kerap beralih ke mekanisasi untuk bisnis masa depan lebih untung dengan mesin. Apalagi kesalahannya lebih sedikit dan produksi jadi banyak," kata dia.