Tanpa pikir panjang, Bung Karno langsung setuju dengan idenya. Presiden pertama RI itu juga menyumbang nama untuk masjid buatan Noe’man yaitu Masjid Salman. Nama Salman sendiri diambil dari Salman Al Farisi, panglima perang yang cerdas pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pembangunan Masjid Salman dimulai pada tahun 1964 dan diresmikan pada tahun 1972. Masjid ini cukup unik karena tidak seperti kebanyakan masjid di Indonesia, Masjid Salman dibuat tanpa kubah dan tiang penyangga.
Seperti lazimnya, hal baru selalu menimbulkan pro dan kontra. Tak sedikit yang mengkritik desain Noe’man. Namun sang arsitek tak risau. Dia menjelaskan bahwa di Al- Quran tidak mengharuskan sebuah masjid untuk memiliki kubah.
Selain itu, ia juga memiliki alasan teknis. Kubah memiliki bobot yang berat dan harus ditopang oleh tiang penyangga. Sejumlah tiang ini mau tidak mau harus ditempatkan di tengah-tengah yang pada akhirnya justru menghalangi shaf (barisan orang Shalat) dan juga menghalangi pandangan Jamaah ke Khatib.
Di usianya yang menginjak 91 tahun, Noe’man masih terlihat bugar. Ia mengaku kesehatannya ini tak lepas dari kebiasaannya berolahraga di masa muda.
(Rizkie Fauzian)