Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Uniknya Arsitektur Gedung MPR-DPR

Dhera Arizona Pratiwi , Jurnalis-Kamis, 04 Februari 2016 |15:40 WIB
Uniknya Arsitektur Gedung MPR-DPR
Foto: Okezone
A
A
A

Pada waktu itu pula Soejoedi menghampirinya dan bertanya soal maket tersebut. Bersamaan dengan datangnya Soejoedi, Nurpontjo yang ketika itu sedang merasa putus asa, segera mengambil gergaji dan membelah dua hasil cetakan maket tadi. Dengan harapan, jika kubah dibelah dua, maka akan ada beberapa potongan lebih mulus, sehingga bisa digabung untuk menjadi kubah utuh sempurna tanpa keriput.

Ketika Soejoedi melihat dua potongan maket tersebut di atas meja, dia bereaksi dengan mengatakan bahwa hasil dua potongan maket tadi bagus dan malah mengusulkan sebaiknya seperti itu saja atap yang digunakan. Bahkan, dia berkata demikian sambil tangannya memegang dan mereka-reka bentuk yang akan terjadi jika potongan-potongan hasil tadi disatukan. Lantas, segera dia menanyakan terlebih dahulu kepada rekan kerja lainnya yakni Sutami.

Tak disangka, Sutami pun sangat sigap melakukan perhitungan dan memberikan jawaban dalam waktu yang sangat singkat. Dia menjelaskan, struktur ini bakal menghasilkan prinsip sama dengan membuat sayap (wing) yang menempel pada badan pesawat terbang, memakai prinsip struktur kantiver. Sutami malah bisa menjamin, dengan bentangan 100 meter pun, bentuk dan struktur tersebut masih bisa dipertanggungjawabkan. Bagian yang akan berfungsi sebagai badan pesawat terbang (fuselage) adalah dua busur beton yang dibangun berdampingan dan nantinya bertemu pada satu titik puncak.

Struktur sepasang busur beton dengan satu titik temu tersebut kemudian harus diteruskan masuk ke dalam bumi, untuk bisa menyalurkan beban. Struktur semacam ini merupakan satu kesatuan yang sangat kokoh dan stabil, agar nantinya bisa dibebani dengan sayap-sayap berukuran dua kali setengah kubah beton. Penambahan tersebut juga bisa ikut membentuk atap bangunan utama seperti sayap burung Garuda.

Pembangunan gedung DPR-MPR ini pun dibangun pada 1965 dan rampung pada 1968. Alhasil, atap gedung tersebut hingga saat ini masih terlihat ikonik dan kokoh setelah berusia lebih dari 48 tahun.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement