JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menempuh strategi antisipatif dalam menangani banjir di Provinsi DKI Jakarta yang diakibatkan curah hujan meningkat.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi mengatakan, langkah antisipatif difokuskan pada pengelolaan sisi hulu sungai di kawasan Bogor dan sekitar, dengan melakukan revitalisasi situ-situ sebagai tempat penampungan dan resapan air di kawasan Bogor, Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, maupun normalisasi sungai dan pengaman pantai di utara Jakarta.
Kementerian PUPU pun menunjuk Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWS Cilicis) sebagai ujung tombak pengelola langkah antisipatif menangani banjir.
Dirinya mengatakan, pada 2015 BBWS Cilicis melaksanakan revitalisasi Situ Kebantenan yang mampu meningkatkan kapasitas tampung dari semula 139 ribu meter kubik menjadi 180 ribu meter kubik. Situ lainnya yang direvitalisasi di Bogor yakni Situ Cikaret, Situ Gedong, dan Situ Cimanggis.
"Untuk Kabupaten Tangerang ada dua yaitu Situ Cipondoh dan Situ Kelapa Dua serta satu di Kota Tangerang yaitu Situ Cangkring. Ketiga Situ tersebut dapat menambah tampungan debit banjir 120 ribu meter kubik. BBWS Cilicis juga melakukan pemeliharaan berkala di sejumlah Situ, antara lain Situ Ceper di Kabupaten Bekasi, Situ Parigi di Kota Tangerang Selatan. Sementara situ di Kabupaten Bogor yang dipelihara secara berkala, yakni Situ Tamansari, Situ Cicadas, dan Situ Tarogong"paparnya dala, Siaran Pers Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (15/2/2016).