JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mulai memasuki puncak musim panen pada bulan Maret 2016. Hal ini terlihat dari mulai turunnya harga gabah dan beras pada hampir seluruh daerah di Indonesia.
Berdasarkan data BPS, rata-rata harga gabah kering panen pada tingkat petani mencapai Rp4.703 per kg atau mengalami penurunan sebesar 9,76 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sedangkan pada tingkat penggilingan, harga gabah kering panen tercatat mencapai Rp4.783 per kg atau mengalami penurunan sebesar 9,72 persen.
Untuk harga rata-rata gabah kering giling pada tingkat jerami adalah sebesar Rp5.501 per kg atau turun sebesar 4,39 persen. Sedangkan pada tingkat penggilingan, harga gabah kering giling tercatat mencapai Rp5.622 per kg atau mengalami penurunan sebesar 4,2 persen.
Pada gabah kualitas rendah di tingkat petani, tercatat penurunan sebesar 10,15 persen menjadi Rp3.794 per kg dan pada tingkat penggilingan mencapai Rp3.881 per kg atau turun sebesar 10,28 persen.
"Penurunan harga gabah ini juga diikuti oleh penurunan harga beras. Hal ini disebabkan karena kelebihan pasokan," jelas Suryamin.
Pada Maret 2016, rata-rata harga beras kualitas premium pada tingkat penggilingan mencapai 2,18 persen yang mencapai Rp9.572 per kg. Sedangkan harga beras kualitas premium juga mengalami penurunan sebesar 1,84 persen menjadi Rp9.444 per kg. Sedangkan harga beras kualitas rendah di tingkat penggilingan sebesar Rp8.995 per kg atau turun sebesar 2,17 persen.
"Melihat penurunan harga ini, pada bulan Maret kita sudah memasuki puncak musim panen. Tapi kalau untuk jumlah hasil panen kita masih menunggu. Saya belum bisa sebutkan," tandasnya.(rai)
(Rani Hardjanti)