Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mantan Pejabat Disebut Paling Banyak Punya Uang di Luar Negeri

Dhera Arizona Pratiwi , Jurnalis-Selasa, 19 April 2016 |14:54 WIB
Mantan Pejabat Disebut Paling Banyak Punya Uang di Luar Negeri
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A


JAKARTA - Dana orang Indonesia yang selama ini parkir di luar negeri demi menghindari pajak nilainya mencapai kurang lebih Rp3.000 triliun. Dalam daftar tersebut, nama-nama sejumlah pengusaha pun disebut-sebut yang paling banyak memarkirkan dananya.

Akan tetapi, menanggapi hal tersebut, Anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Albertus Banunaek menyebutkan dana tersebut berasal dari mantan pejabat. Bukannya dari para pengusaha yang selama ini ditudingkan. [Baca juga: Panama Papers, Sri Mulyani: Lemahnya Pajak Indonesia Kikis Kepercayaan]

"Lah, iya kan? Yang punya duit bukan pengusaha. Yang punya duit kan mantan pejabat. Makanya saya bilang kalau ada asosiasi mantan pejabat itu harus diundang," ujarnya menanggapi pertanyaan dari salah satu anggota DPR, saat RDPU dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Alasannya, jelas dia, lantaran pengusaha dalam menjalankan usahanya, masih memerlukan dana yang bersumber dari utang. "Kalau pengusaha itu kan masih ngutang. Masih di sini, debet, kredit," imbuh dia.

Dia menjelaskan, pemahaman soal dana yang di parkir di luar negeri yang dilakukan pengemplang pajak berbeda dengan yang dilakukan pengusaha. Sebab pengusaha, misalnya membentuk badan usaha baru di luar negeri berbentuk SPV (Special Purpose Vehicle). Hal ini berbeda dengan dana parkir yang diletakkan pada perusahaan sektor keuangan.

"SPV itu kan misalnya saya punya uang 2 juta di Singapura terus saya tarik ke sini, kan asal usulnya saya lewat SPV, saya ngutang lewat Singapura. Saya pakai bunga atas uang saya sendiri. Berarti saya bilang kalau duit dari pengusaha itu sudah ada di sini," jelas dia.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement