Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dampak APBN Minim Bagi Pertumbuhan Ekonomi

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 09 Juni 2016 |12:14 WIB
Dampak APBN Minim Bagi Pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

”Tahun lalu kita mulai dari 4,7 persen di kuartal dan I berakhir dengan 5,1 persen di kuartal IV. Tahun ini kita mulai dengan 4,9 persen. Lebih baik. Tapi, kelihatannya kalau tahun lalu APBN agak full dampaknya apalagi di akhir tahun, sekarang kelihatannya APBN tidak sebagus tahun lalu,” ucap dia.

Untuk itu, mantan Dirjen Pajak itu mengusulkan agar dilakukan reformasi perpajakan secara total untuk membenahi penerimaan. Dia pun mengaku sudah berbicara dengan Kementerian Keuangan membahas hal ini meski belum terlalu mendalam.

”Memang sekarang ini kawan-kawan di keuangan lagi repot urusan tax amnesty,” sambungnya. Meski demikian, Darmin berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa minimal berada di angka 5 persen atau lebih baik dari tahun lalu sebesar 4,8 persen. Dia menyebut berbagai upaya pemerintah lewat paket kebijakan diharapkan membuat ekonomi Indonesia tidak terseret dalam situasi ketidakpastian ekonomi global meski dia menyatakan ekonomi global tetap berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Rapat Panitia Kerja (Panja) Badan Anggaran DPR memutuskan asumsi pertumbuhan ekonomi pada RAPBNP 2016 sebesar 5,2 persen atau naik dari angka 5,1 persen yang disepakati dalam rapat kerja pemerintah dan Komisi XI. ”Pemerintah siap bekerja agar 5,2 persen bisa dicapai. Karena itu, angka yang potensial bagi perekonomian Indonesia,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara saat mengikuti rapat panja membahas asumsi makro kemarin.

Suahasil mengatakan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,2 persen bisa tercapai melalui koordinasi yang baik antara otoritas fiskal dan moneter serta mendorong implementasi reformasi struktural yang telah hadir melalui paket kebijakan ekonomi. ”Kebijakan moneter sejak awal tahun makin akomodatif dan masih ada ruang untuk saling bersinergi dengan kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami menerima angka 5,2 persen dan siap bekerja untuk itu,” katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang ikut hadir dalam rapat panja tersebut mengatakan angka asumsi pertumbuhan ekonomi 5,1 persen yang telah disepakati sebelumnya realistis dengan kondisi perkembangan ekonomi terkini. Namun, pertumbuhan 5,2 persen masih bisa tercapai dengan mendorong akselerasi belanja modal yang telah memberikan kontribusi pada perekonomian nasional di kuartal I/2016 pada tiga kuartal berikutnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement