JAKARTA - Pemerintah tengah menggenjot pembangunan rumah sebagai upaya untuk mengatasi masalah backlog rumah yang hingga 2015 mencapai 13,5 juta unit rumah.
Untuk itu pemerintah terus berupaya agar bisa membangun satu juta unit per tahun agar dapat mengurangi backlog tersebut.
Tetapi, realisasi program itu terus menuai kendala mulai dari ketersediaan lahan hingga daya beli, sehingga pencapaian pembangunannya untuk tahun lalu saja hanya 700.144 unit rumah.
Menurut Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia Hantarman Budiono, pemerintah bisa melakukan percepatan untuk mencapai pembangunan sejuta rumah dengan menggunakan bahan material gipsum sebagai dinding maupun plafon.
"Drivernya di backlog rumah, hampir 150 juta kalangan menengah enggak punya rumah, rumah akan lebih murah dan cepat dibangun dengan drywall," kata Hantarman, di Jakarta usai Media Workshop Gyproc Drywall, Kamis (21/7/2016). (Baca juga: Perumnas Diminta Maksimalkan Lahan Milik Pemda)
Menurut Hantarman, pembangunan rumah dengan target tersebut akan sulit dicapai jika dibangun hanya dengan bahan konvensional seperti batu bata merah atau batako.
"Untuk itu kita sudah mulai edukasi ke kontraktor, kita adakan pertemuan juga untuk bangun rumah menggunakan drywall," tuturnya.
Hantarman mencontohkan, Indonesia perlu belajar dari Inggris, pasalnya pasca Perang Dunia II, pemerintah negara tersebut melakukan terobosan dengan membangun 3 juta rumah dalam kurun waktu dua tahun menggunakan drywall.
"Indonesia baru bisa 700 ribu rumah per tahun, makanya penggunaan drywall ini suatu solusi, bagaimana kita bangun cepat tapi juga ekonomis," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)