Pasalnya, menurut dia, untuk memperbaiki serapan anggaran yang hanya sebesar 5 persen itu tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan memerlukan serangkaian proses, dan dibutuhkan kerja sama yang kuat antarlembaga.
"Untuk dapat meningkatkan jumlah penyerapan anggaran tersebut dibutuhkan upaya berkala dan hubungan kerja sama yang kuat. Inilah yang membuat Hipmi tergerak untuk bersinergi dengan Bekraf dalam mengoptimalkan industri kreatif," katanya lagi.
Dia memaparkan bahwa negara memiliki banyak sekali pengusaha-pengusaha muda yang kreatif dan berpotensi mendorong perekonomian dalam negeri, contohnya industri pariwisata, kuliner, dan fesyen.
Hipmi, ujar dia, kini sudah menyiapkan beberapa program digital untuk dikembangkan dengan beberapa pemangku kepentingan lainnya, seperti menyiapkan platform pariwisata untuk menarik minat wisatawan asing ke Indonesia.
(Fakhri Rezy)