JAKARTA - Perusahaan penyedia taksi online, Uber mengejutkan dunia. China akhirnya bisa mengambil jalan keluar yang bagus untuk ekspansinya di China, dengan membuat kesepakatan dengan kompetitornya di China, Didi Chuxing.
Melansir Reuters, Selasa (2/8/2016), kesepakatan tersebut terjadi setelah sebelumnya sempat terjadi simpang siur informasi. Tapi akhirnya, kedua perusahaan secara resmi mengumumkan kesepakatan yang terjadi tersebut.
Uber melakukan aksi tukar guling saham dengan Didi, dan dua perusahaan tersebut menjalankan perusahaan tersebut bersama-sama. Sementara itu, Didi juga akan menginvestasikan USD1 miliar di Uber.
Uber China memiliki kapitalisasi pasar sekira USD7 miliar, dan Didi Chuxing sekira USD28 miliar. Dengan demikian, nilai Didi sekarang ini USD35 miliar. Sementara Uber dan investor Chinanya akan mengantongi saham senilai USD7 miliar, atau sekira 20 persen.
Tapi, transaksi yang terjadi ternyata tidak semudah itu. Berdasarkan keterangan Didi. Uber akan menerima 5,89 persen dari kombinasi perusahaan tersebut, tapi jumlah saham tersebut setara dengan 17,7 persen. Investor lain Uber di China, termasuk perusahaan mesin pencari Baidu akan menerima 2,3 persen saham Didi.
Hal ini membuat Didi menjadi "pembunuh" bagi investor China dan internasional lainnya. Uber telah menjadi pemegang saham terbesar Didi, sementara tiga perusahaan web terbesar China, Baidu, Alibaba dan Tencent, juga telah berinvestasi di Didi. Begitu juga dengan Apple, yang telah menginvestasikan USD1 miliar pada Mei 2016.
CEO Uber Travis Kalanick akan masuk dalam jajaran manajemen Didi. Begitu juga sebaliknya, Founder Didi, Cheng Wei akan bergabung dengan manajemen Uber.
Hitung-hitungan investasi Didi di Uber mengacu pada valuasi sebesar USD68 miliar. Ini adalah nilai tertinggi untuk private tech startup.
Berdasarkan keterangan Didi, Uber China akan tampil dengan brand independent dengan operasional bisnisnya sendiri. Ini bukan hal yang mengejutkan, pasalnya Uber masigh menginginkan untuk menjadi pemain global dan menginginkan aplikasinya bekerja di China.
Walau begitu, Didi mengatakan jika integrasi pengalaman manajerial dan teknologi dari dua tim yang ada. Hal tersebut seperti mengisyaratkan Uber China tidak akan lagi menjadi seperti sebelumnya.
Sebelumnya, Didi telah menjalin kerjasama dengan sejumalh kompetitor Uber, yakni Lyft, Ola dan Grab. Didi pun menyatakan kerjasama ini akan terus berlanjut.
Per hari ini, Uber China hadir di 60 kota di China dan melayani 40 ribu perjalanan tiap minggu. Perusahaan ini memiliki 800 karyawan di China.
Sebagai perbandingan, Didi sudah hadir di 400 kita di China dan melayani 14 juta perkalanan per hari. Sebanyak 11 miliar perjalanan di antaranya menggunakan mobil pribadi.
(Dani Jumadil Akhir)