Selain itu, pendampingan untuk standardisasi mutu produk ekspor juga dapat dilakukan, untuk memperluas akses pasar bagi UMKM. Peningkatan akses permodalan antara lain dapat dilakukan dengan menyediakan skema pembiayaan khusus UMKM yang terintegrasi dengan aktivitas peningkatan kapasitas (capacity building), serta pemberdayaan kelompok (social capital).
Yunita memaparkan, agar kegiatan usaha lebih mudah, salah satu yang dapat dilakukan adalah mempermudah perizinan dan memberikan insentif pajak.
”Sementara, perbaikan infrastruktur antara lain dapat dilakukan dengan membangun database UMKM untuk mengatasi kesenjangan informasi,” ungkapnya.
Dengan kerja sama semua pihak, UMKM diharapkan semakin memiliki daya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas.
Sementara, PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) menyatakan tekadnya untuk berperan aktif mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan menerbitkan sejumlah produk untuk pengembangan UMKM, di antaranya Kredit Mikro Utama (KMU) dan Kredit Cinta Rakyat (KCR).