Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Daya Saing UMKM Perlu Ditingkatkan

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 16 September 2016 |10:35 WIB
Daya Saing UMKM Perlu Ditingkatkan
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Kontribusi sebesar 60,3 persen terhadap PDB serta 97,2 persen penyerapan tenaga kerja, pengembangan UMKM salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan nasional.

Kepala Departemen UMKM BI Yunita Resmi Sari mengatakan, mayoritas UMKM di Indonesia merupakan usaha mikro dan informal, maka pendampingan dalam rangka peningkatan kapasitas UMKM menjadi prioritas. Tetapi, beberapa masalah utama yang dihadapi UMKM Indonesia adalah kemampuan teknologi, kualitas sumber daya manusia (SDM), akses pemasaran, akses permodalan dan jejaring.

”Sehingga, berbagai permasalahan tersebut dapat menyebabkan UMKM Indonesia kurang bersaing dengan negara tetangga, seperti terlihat dari kontribusi yang rendah terhadap ekspor,” kata Yunita saat seminar bertajuk ”Ekonomi Tumbuh Tinggi, Berkualitas dan Berkelanjutan melalui Peningkatan Value Added UMKM ” di Jakarta.

Menurut dia, kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama dan dicarikan solusinya. Diperlukan terobosan dan ide kreatif yang dapat meningkatkan daya saing sehingga UMKM dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan bahkan dapat didorong untuk bersaing di luar negeri.

Demi meningkatkan daya saing UMKM, diperlukan pula kerja sama berbagai pihak melalui kewenangan dan perannya masing-masing. Misalnya pembangunan inkubator khusus untuk pendamping UMKM di pedesaan untuk membantu memperbaiki SDM.

Selain itu, pendampingan untuk standardisasi mutu produk ekspor juga dapat dilakukan, untuk memperluas akses pasar bagi UMKM. Peningkatan akses permodalan antara lain dapat dilakukan dengan menyediakan skema pembiayaan khusus UMKM yang terintegrasi dengan aktivitas peningkatan kapasitas (capacity building), serta pemberdayaan kelompok (social capital).

Yunita memaparkan, agar kegiatan usaha lebih mudah, salah satu yang dapat dilakukan adalah mempermudah perizinan dan memberikan insentif pajak.

”Sementara, perbaikan infrastruktur antara lain dapat dilakukan dengan membangun database UMKM untuk mengatasi kesenjangan informasi,” ungkapnya.

Dengan kerja sama semua pihak, UMKM diharapkan semakin memiliki daya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas.

Sementara, PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) menyatakan tekadnya untuk berperan aktif mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan menerbitkan sejumlah produk untuk pengembangan UMKM, di antaranya Kredit Mikro Utama (KMU) dan Kredit Cinta Rakyat (KCR).

”Dalam rangka Hari Kemerdekaan RI dan berperan dalam penerapan bunga single digit , KMU menerapkan bunga hanya sebesar 8,7 persen,” ujar Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan.

Pihaknya juga bekerjasama dengan Pemprov Jawa Barat membentuk produk KCR dengan bunga kompetitif 8,3 persen efektif rate atau setara 0,37 persen per bulan. Terpisah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong dalam upaya peningkatan daya saing UMKM untuk menghadapi MEA terutama dari sisi pemenuhan pembiayaan UMKM.

Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan Firdaus Djaelani mengungkapkan, sebagai wujud nyata kesungguhan OJK dalam memperkuat program ekonomi kerakyatan di sektor jasa keuangan, OJK bekerja sama dengan kementerian terkait telah menetapkan program strategis, di antaranya Program Jangkau Sinergi dan Guideline (Jaring), sinergi pembiayaan di sektor industri kreatif, berorientasi ekspor dan UMKM, serta Program Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro).

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement