JAKARTA - Ketersediaan tenaga kerja yang terlatih di tengah meningkatnya pembangunan infrastruktur dianggap menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan usaha jasa konstruksi.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yusid Toyib mengatakan, terlebih dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), para pengusaha jasa konstruksi dan tenaga kerja lokal dituntut harus mampu bersaing dalam hal kualitas pekerjaan, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
“Peningkatan kapasitas perusahaan dan kompetensi tenaga kerja di sektor konstruksi menjadi perhatian khusus kami. Termasuk mengoptimalkan mereka untuk terus mengikuti pelatihan bersertifikasi agar dapat bersaing dengan negara lain, baik kemampuan manajerial maupun keahlian teknis,” lanjut Yusid Toyib dalam keterangan tertulis yang diterima Okezone, Jumat (30/9/2016).
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sektor konstruksi diharapkan tumbuh sebesar 8,1 persen pada tahun 2017 seiring dengan peningkatan proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan swasta. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan iklim investasi yang dapat mendorong pertumbuhan industri terkait, membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.
Untuk itu, dia pun berharap agar kegiatan pameran yang diselenggarakan dapat dimanfaatkan sebagai forum atau wadah untuk mencari informasi atas perkembangan inovasi di sektor konstruksi. Salah satunya seperti perhelatan Indonesia Infrastructure Week 2016 pada 9-11 November 2016, di Jakarta Convention Center (JCC). (fir)
(Rani Hardjanti)