"Saat diluncurkan IHSG di level 4.300, tertekan pada 2015. Namun asuransi jiwa (Jiwasraya) melihat peluang dan berkomitmen jadi investor awal kami dan dana kelolaan Rp100 miliar dan sekarang tembus Rp1 triliun. Kinerja naik 43% dibanding IHSG yang cuma 23% sejak peluncuran perdana," tuturnya.
Sementara, dana kelolaan Indo Premier saat ini sebesar Rp4,2 triliun dan menargetkan senilai Rp5 triliun hingga akhir tahun. Kemudian, perusahaan akan terus meningkatkan target tahun depan jadi Rp6,5 triliun.
"Tahun depan kita target Rp6,5 triliun, kami optimis karena GDP Indonesia ditopang bunga yang rendah. Peraturan OJK, ETF saham ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan return tanpa harus mengambil risiko yang berlebihan karena investasi ini efisien, fleksibel, dan transparan," kata Diah.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat pernah bilang, pihaknya akan terus mendorong perusahaan di bidang investasi untuk menerbitkan produknya sehingga menambah pilihan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal.”Produk ETF memiliki nilai jual yang baik untuk investor pemula dan profesional," tuturnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)