Benny sendiri adalah cucu dari Kwee Som Tjok (Kasom Tjokrosaputro), pendiri dan pemilik merek merek batik ternama, Batik Keris di Solo.
Pada 1991 Mayer Tex mengubah namanya menjadi PT Hanson Industri Utama Tbk, kemudian berubah menjadi PT Hanson Internasional Tbk pada 2004. Melalui induk usaha Hanson Grup itulah, perkembangan bisnis Keluarga Tjokrosaputro melesat hingga mencakup 41 bidang usaha. Mulai perbatikan, pabrik tekstil dan garmen, pabrik serat sintetis, properti, hotel, konstruksi, pabrik sepatu, angkutan udara, dan beberapa bank.
Pada 1996 total aset dari Hanson Grup diperkirakan mencapai Rp1 triliun. Namun, krisis moneter pada 1997-1998 membuat Pamor Hanson memudar. Hanson pun mengubah lini bisnis mereka ke Batu bara.
Setelah itu, dia berhasil meraih kontrak dari PT PLN senilai Rp28 triliun untuk keperluan pasokan batu bara kepada enam PLTU yang dimiliki oleh PLN selama kurun waktu 20 tahun.
Namun, untuk mengembangkan usahnya tersebut, Benny harus terlibat dalam kasus penggorengan saham Bank Pikko.