Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Potensi Bisnis Batik Ponorogo Tembus Rp30 Miliar

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 01 Maret 2017 |14:49 WIB
Potensi Bisnis Batik Ponorogo Tembus Rp30 Miliar
Ilustrasi: Okezone
A
A
A

PONOROGO – Potensi bisnis kain batik di Ponorogo diyakini mencapai Rp30 miliar setiap tahun. Angka ini merupakan perhitungan kasar bila batik menjadi seragam wajib bagi para siswa dan pegawai negeri sipil (PNS). Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, di Ponorogo tercatat ada 137.000 siswa dan 14.000 PNS.

”Kalau satu siswa butuh 1,5 meter, jelas 400.000 meter. Nilainya besar kan. Belum yang dari PNS. Makanya, lomba kali ini adalah upaya untuk mendapatkan batik khas Ponorogo yang wajib dikenakan para pelajar dan PNS pada hari-hari tertentu,” ujar di sela Lomba Cipta Batik Khas Ponorogo yang dihelat di Pendopo Kabupaten Ponorogo.

Ipong menyatakan, untuk pasar batik seragam sekolah, ia memastikan ada dana sekitar Rp12 miliar yang bisa diserap industri batik di Ponorogo. Ini berasal dari penyaluran dana untuk siswa miskin sebesar Rp12 miliar tersebut yang memang harus dibelikan seragam. ”Kalau untuk PNS peluangnya sekitar Rp18 miliar. Jadi, dari dua pasar ini saja sudah sekitar Rp30 miliar. Belum lagi respons dari masyarakat yang bukan pelajar dan PNS, pasti lebih besar lagi. Kalau bisa menangkap peluang, ini kebangkitan batik Ponorogo dan industrinya,” ucapnya.

Ipong bertekad memajukan industri batik di Ponorogo. Dia bahkan mengaku telah menolak sejumlah investor serta pengusaha dari luar Ponorogo untuk menjadi rekanan pengadaan batik Ponorogo. Dia pun siap mendorong perbankan untuk mendukung pengusaha batik yang membutuhkan modal demi meraih kembali kejayaan batik Ponorogo pada kurun 1950-an sampai 1980-an.

Kepala Dinas Pedagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdagkum) Kabupaten Ponorogo Addin Andhanawarih menyatakan, para pengusaha telah siap untuk menangkap peluang pasar yang tercipta dari kehadiran batik khas Ponorogo ini.

”Pemenang akan kami tetapkan dan Perbupkan. Untuk itu, perajin yang juga peserta ini sudah siap. Siapa pun pemenangnya, nantinya semua akan kebagian job untuk memproduksinya,” ujarnya.

Sebenarnya ada puluhan perajin yang masih bisa dihidupkan di Ponorogo. Namun, baru 10 perajin yang eksis dan memiliki berbagai kelengkapan usaha dan mau dibina oleh Dinas Perdagkum. Pada yang prosesnya telah dimulai sejak dua bulan lalu, terdapat sembilan orang perajin dan pencipta batik yang menjadi kontestan. Mereka menyetorkan masing-masing dua jenis batik, yaitu batik untuk para pelajar dan batik untuk para PNS atau orang dewasa.

Salah satu kriteria batik khas Ponorogo yang diminta oleh tim serta Bupati Ponorogo adalah adanya berbagai ikon yang mewakili Ponorogo, seperti reog, bunga asoka, gamelan, dan sebagainya. Termasuk warnawarna yang mewakili Ponorogo. Dari sembilan peserta, Dian Fajariono dan Puri Indrayani menjadi pemenang untuk kategori batik dewasa dan kategori batik pelajar.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement