BANYUMAS - Ikan sidat yang bentuknya mirip belut dalam beberapa waktu terakhir mencuri perhatian pembudi daya ikan di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Harga jual sidat yang tinggi dan berpeluang untuk diekspor telah menjadi daya tarik tersendiri bagi petani sehingga mereka mencoba untuk membudidayakan ikan itu.
Salah seorang pembudi daya di Desa Dawuhan Kulon RT 01 RW 02, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Emi Wijayanti (48) mengaku tertarik membudidayakan setelah melihat hasil panen sejumlah petani ikan yang menggiurkan.
"Saya punya 14 kolam permanen yang selama ini digunakan untuk membudidayakan beberapa jenis ikan di antaranya tawes dan gurami. Beberapa bulan lalu, saya mencoba menebarkan benih sidat di dua kolam," katanya.
Kendati sudah banyak pembudi daya ikan yang sukses membudidayakan sidat, dia mengaku masih memelajari apakah hermaprodit itu cocok dipelihara di kolamnya ataukah tidak cocok. "Saya masih mencoba-coba. Kalau memang proses budi daya sidat lebih mudah, ya akan diteruskan, apalagi harga jualnya cukup tinggi," katanya.
Selain petani pembudi daya ikan, sidat pun mencuri perhatian puluhan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas. Meskipun berprofesi sebagai guru, 40 anggota PGRI Kabupaten Banyumas berminat untuk membudidayakan sidat.
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan vitamin B1 pada sidat mencapai 25 kali lipat dari susu sapi, vitamin B2 mencapai lima kali lipat dari susu sapi, dan vitamin A mencapai 45 kali lipat dari susu sapi.
Selain itu, kandungan "zinc" pada sidat mencapai sembilan kali lipat dari susu sapi dan asam lemak omega 3 tinggi karena mencapai 10,9 gram per 100 gram atau lebih tinggi dari ikan salmon.