Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mantap, Perajin Bantul Berhasil Ciptakan Alat Membatik Murah Meriah

Antara , Jurnalis-Minggu, 02 April 2017 |16:28 WIB
Mantap, Perajin Bantul Berhasil Ciptakan Alat Membatik Murah Meriah
Ilustrasi batik. (Foto: Okezone)
A
A
A

BANTUL - Perajin batik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nurohmad berhasil menciptakan inovasi alat membatik cap dengan memanfaatkan limbah kertas kardus untuk membuat pola motif batik.

"Canting batik cap untuk pola motifnya biasanya terbuat dari bahan logam tembaga atau kuningan, tetapi saya mencoba membuat inovasi canting batik cap dengan menggunakan kertas kardus bekas seperti bungkus rokok, kardus susu, kardus obat, bungkus makanan," kata Nurohmad di Bantul.

Menurut pembatik asal Dusun Sawit, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul itu, menggunakan media batik cap dari kertas kardus bekas ini ternyata mampu menghemat biaya produksi sekitar 50% dibanding dengan menggunakan bahan logam tembaga atau kuningan yang biayanya relatif mahal.

"Sedangkan untuk hasilnya dapat dikatakan tidak ada perbedaan, tetap bisa bagus dan halus," katanya.

Menurutnya, proses pengerjaannya juga lebih cepat yakni antara satu jam hingga satu hari penuh tergantung tingkat kerumitan dan pola batik yang akan dibuat. Dia mengatakan, untuk merangkai kertas limbah menjadi alat membatik, dimulai dari memotong-motong kertas sesuai dengan ukuran dan bentuk.

"Selanjutnya dilakukan penempelan dengan menggunakan lem di atas pola gambar yang diinginkan dalam posisi berdiri pada selembar karton yang lebih tebal," katanya.

Nurohmad mengatakan, inovasi ini mulai dirintisnya sejak awal 2017, setelah sebelumnya dirinya membuat pola batik cap dengan bahan logam. "Sampai saat ini sudah ada puluhan batik berbagai ukuran yang diciptakan menggunakan teknik ini, melalui temuan ini proses membatik menjadi lebih cepat dan lebih murah," katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement