Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aduh! 1.000 Pekerja di Blok Sanga-Sanga Sudah Dirumahkan

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 18 Mei 2017 |13:52 WIB
Aduh! 1.000 Pekerja di Blok Sanga-Sanga Sudah Dirumahkan
Foto: Feby/Okezone
A
A
A

JAKARTA – Pasca-berakhirnya kontrak kontraktor Blok Sanga-Sanga, belum ada kontraktor baru yang mengajukan minat bermitra dengan PT Pertamina (Persero). Saat ini, Pertamina menjadi operator baru yang memulai masa transisi satu tahun di pengolahan blok di wilayah Kalimantan Timur tersebut.

Alhasil, masa transisi yang belum dimulai membuat banyak pekerja di Blok Sanga-Sanga harus berhenti bekerja karena terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengatakan, ada sekira 1.000 pekerja yang terkena PHK di Blok Sanga-Sanga. Sebab, belum ada kejelasan kontrak PT VICO Indonesia selaku operator.

"Saya belum paham benar kejelasan seperti apa, yang pasti kita juga belum tahun jelas siapa operator selanjutnya, apakah Pertamina atau siapa. Sekarang sudah ada 1.000 pekerja dari 3.347 pekerja (yang dirumahkan)," ujarnya, dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2017, di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Menurut dia, proses transisi di Blok Sanga-Sanga tidak sama dengan Blok Mahakam yang lebih jelas skemanya. Ketidakjelasan skema di Blok Sanga-Sanga, berdampak pada pemberhentian pekerja.

"Sampai hari ini masih ada demo karyawan lokal yang mencari solusi. Kami ingin sampaikan ini di dalam acara ini," ujarnya.

Masyarakat Kukar, kata Edi, berpandangan bahwa kegiatan di Blok Sanga-Sanga baik dilakukan operator lama ataupun baru, kegiatan migas sama saja, yakni eksplorasi, eksploitasi, drilling, dan lainnya. Artinya, siapa pun yang mengelola blok ini semestinya tidak akan menghentikan kegiatan migas dan di masa transisi pun tetap bisa dilakukan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement