JAKARTA - Terletak di dataran tinggi di Andes Peru, terdapat sebuah tenda pertambangan emas tua yang selama bertahun-tahun tumbuh menjadi sebuah kota yang diberi nama La Rinconada. Lebih dari 30.000 orang tinggal di kota pegunungan itu.
Seperti dilansir Amusing Planet, Senin (12/6/2017), La Rinconada memiliki ketinggian 5.100 meter, sehingga kondisi cuacanya menyerupai pantai barat Greenland. Meskipun terletak 14 derajat dari garis khatulistiwa, saat musim panas, di sana justru basah dan musim dingin justru kering, dengan sehari-hari dan malam membeku. Pasalnya, suhu tahunan rata-rata di La Rinconada hanya 1,2 derajat Celsius.
Namun, pada kenyataannya, La Rinconada lebih terlihat seperti permukiman daripada sebuah kota. Sebab, di sana tidak ada jalan, pipa ledeng, dan sistem pembuangan limbah. Bahkan, rumah pun terbuat dari lembaran timah bergelombang tanpa isolasi.
Jika La Rinconada merupakan sebuah kota, maka akan menjadi kota termiskin dan paling menyedihkan di dunia. Sebab, di sana semua pria bekerja di pertambangan, sementara perempuan menjual barang, mengais emas di tong batu yang dibuang, atau menghasilkan uang dari pelacuran.
Tidak seperti kota pertambangan lainnya, La Rinconada bukan milik perusahaan. Justru sebaliknya, hampir semua tambang yang beroperasi di sini bersifat informal atau dengan kata lain ilegal. Tidak ada administrasi dan undang-undang. Pertambangan di sini tidak ada yang masuk ke pembangunan kota. Perekonomian tidak diatur, sebagian besar emas yang keluar dari gunung langsung menuju ke pasar gelap.
Masih asing lagi, perusahaan pertambangan, Corporación Ananea, tidak membayar gaji kepada pekerjanya. Sebagai gantinya, mereka beroperasi di bawah sistem tenaga kerja kuno yang disebut cachorreo. Di bawah sistem ini, karyawan bekerja selama 30 hari tanpa bayaran, dan pada usia 31 mereka diperbolehkan mengambil sebanyak mungkin bijih yang bisa dipakai di atas bahu mereka yang letih. Tidak ada cara untuk mengatakan berapa banyak emas yang mungkin ada di batuan, dan sering kali isinya sangat sedikit. Namun, ribuan orang bekerja keras sepanjang bulan dengan harapan bisa mencapainya pada satu hari pencurian.
Meskipun perusahaan menggunakan sistem pembayaran nontradisional seperti itu, para penambang terus berduyun-duyun ke wilayah tersebut. Antara 2001 dan 2009, populasi La Rinconada meningkat dua kali lipat.
(Rizkie Fauzian)