JAKARTA - Awal semester II-2017, sejumlah Bank mengaku masih ingin mempertahankan suku bunga kredit pada posisi terakhir. Pasalnya, tahun lalu bank sudah banyak melakukan penurunan suku bunga kredit.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, tingkat inflasi yang stabil belum menjadi pertimbangan Bank Mandiri untuk mengurangi angka suku bunga untuk saat ini.
"Mungkin menjelang kuartal III-2017, tetapi tergantung demand kredit juga. Kalau demand kredit stay di 10% kita masih aman," ujarnya di gedung Bank Indonesia, Senin (3/7/2017).
Alasan serupa dikatakan oleh, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja yang menegaskan bahwa bank sudah merealisasikan banyak penurunan tingkat suku bunga kredit. Sehingga, dari pihak OCBC NISP sendiri belum ada rencana untuk hal tersebut. "Jadi tidak akan banyak lagi turunnya, karena penurunan bunga sejak tahun lalu sudah cukup besar," kata dia.
Tak jauh berbeda, Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Rico Rizal Budidarmo menyatakan belum berencana untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit. Alasannya, permintaan kredit masih normal. "Loan to deposit ratio (LDR) masih di kisaran 90%, dari situ kelihatan suplai dan demand nya masih match," terang Rico.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan bahwa kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga kredit sejalan dengan tingkat suku bunga simpanan. "Prakteknya lihat dulu suku bunga simpanan, kalau turun ya bunga kredit bisa turun juga," terangnya.
Sekadar informasi, data uang beredar Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan suku bunga kredit relatif stabil. Posisi April 2017 suku bunga kredit tercatat 11,92%, atau mengalami kenaikan sebesar 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9%.
(Martin Bagya Kertiyasa)