JAKARTA - Realisasi penanaman modal pada kuartal II-2017 mengalami kenaikan sebesar 12,7% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Namun sayangnya, peningkatan investasi tidak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja yang justru mengalami penurunan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku belum mendengar mengenai data penurunan penyerapan tenaga kerja. Namun menurut Darmin, secara logika, jika penyerapan tenaga kerjanya menurun itu lebih disebabkan investasi yang masuk lebih mengarah kepada intensif modal.
Selain itu lanjut Darmin, banyak investor yang menanamkan modalnya yang mengarah kepada teknologi. Sehingga hal itu menyebabkan sang perusahaan atau sang investor tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
"Kalau investasinya naik, penyerapan tenaga kerjanya turun berarti dia mengarah investasi ke intensif modal yang lebih ke teknologi. Saya sih belum lihat datanya, tapi logikanya ya gitu," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, hanya 345.242 orang yang bisa diserap sebagai tenaga kerja pada kuartal II-2017. Padahal periode yang sama pada 2016, penyerapan tenaga kerja mencapai 354.739 orang.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah angkatan kerja per Februari 2017 mencapai 131,55 juta orang. Atau naik 3,88 juta orang dibandingkan Februari 2016. Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 124,54 juta orang atau naik sekira 3,89 juta orang dibandingkan Februari 2016.
Sektor informasi masih menjadi primadona. Pada Februari 2017, 58,35% penduduk bekerja pada kegiatan informal. Presentase ini naik 0,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu
Sedangkan dalam kurun waktu setahun terakhir, peningkatan presentasi penduduk bekerja terjadi di sektor jasa kemasyarakatan sebesar 0,42%. Lalu transportasi pergudangan dan komunikasi 0,27% , pertanian 0,12%, dan industri 0,07%.
Adapun sektor yang mengalami penurunan yakni sektor konstruksi 0,64% dan perdagangan 0,25%. Sementara data pengangguran tercatat 5,33% atau 7,01 juta orang. Dibandingkan Februari 2016 yang sebesar 5,50%, maka data pengangguran terbuka Februari 2017 mengalami penurunan 0,17% atau 10.000 orang.
(Dani Jumadil Akhir)