JAKARTA – Sejumlah badan usaha jalan tol menyambut positif keputusan pemerintah menambah target panjang ruas tol dari 1.060 kilometer (km) menjadi 1.851 hingga 2019.
Mereka pun berlomba untuk mengincar ruas tol baru. Semangat ini di antaranya ditunjukkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan Jasa Marga (PERSERO) Tbk. PT Waskita Karya, misalnya, menyatakan sepanjang tahun ini mengincar konsesi ruas jalan tol sepanjang 840 km di wilayah Jawa dan Sumatera.
Salah satunya dilakukan dengan mengakuisisi saham PT MTD CTP Expressway sebesar 55% pada proyek jalan tol Cibitung-Cilincing sepanjang 34,2 km melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR). ”Ada delapan ruas tol yang kami incar tahun ini sepanjang 840 km, belum bisa kami informasikan apa saja tolnya, tapi kami sudah mengakuisisi ruas tol Cibitung-Cilincing,” ujar Direktur Keuangan Waskita Karya, Tunggul Rajagukguk di Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.
Meski enggan untuk menjelaskan lebih jauh di mana saja ruas tol yang dibidik oleh BUMN konstruksi tersebut, namun Tunggul memastikan kedelapan ruas tol yang diincar masuk dalam proyek jalan tol Trans Sumatera dan juga Trans Jawa. Sebagai informasi, Waskita Toll Road hingga saat ini telah memiliki konsesi 17 ruas jalan tol sepanjang 960,2 km.
Baca Juga:
Adapun total investasi untuk 960,2 km tersebut sebesar Rp113 triliun dan dua ruas telah beroperasi yaitu jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km dan ruas tol Pejagan-Pemalang seksi 1 dan 2 sepanjang 20,20 km. Dengan adanya penambahan ruas tol sepanjang 840 km, ke depan perseroan berharap bisa mengelola total ruas jalan sepanjang 1.839 km.
Sedangkan sejumlah mekanisme yang akan dilakukan Waskita untuk menambah pengelolaan jalan tol di antaranya pengajuan tender juga akuisisi saham. Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya M Choliq menjelaskan, pada tahun ini perseroan telah mengikuti tender pengelolaan jalan tol sepanjang 134 km. Mekanisme lain yang dilakukan perseroan yaitu melalui amandemen PPJT dan sudah dimiliki sepanjang 86 km.
Waskita juga tengah mengajukan tol prakarsa sepanjang 378 km kepada BPJT dan akuisisi sepanjang 219 km. Dengan estimasi seluruh target tersebut bisa diperoleh perseroan, maka jumlah panjang tol yang dimiliki hingga akhir 2019 mencapai 1.839 km.
”Total yang sudah selesai baru 50 km, terdiri dari 30 km di Kanji-Pejagan dan 21 km di Pejagan-Pemalang hingga Brebes Timur, target hingga akhir tahun ini yang beroperasi 300 km, tahun depan 800-900 km dan Juni 2019 bisa mencapai 1.100 km,” kata Choliq kepada sejumlah media belum lama ini.
Untuk merealisasikan pembangunan proyek jalan tol sepanjang 960,2 km, menurut Tunggul perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp113 triliun hingga 2019 mendatang. Sedangkan sumber pendanaan sekitar 70% berasal dari eksternal perusahaan dan sisanya 30% dari kas internal Waskita Karya.
”Kami harapkan tahun ini bisa meningkatkan permodalan sebesar Rp10 triliun, melalui right issue dan divestasi sembilan tol yang dimiliki melalui anak usaha,” ucap Tunggul. Jasa Marga (Persero) Tbk juga menargetkan jalan tol baru sepanjang 660 kilometer (km) hingga 2019. Dari total panjang jalan tol tersebut, sepanjang 210 kilometer di antaranya bisa beroperasi sepanjang tahun ini.
”Secara umum, sampai 2019 kami menargetkan tambahan 660 kilometer jalan tol baru. Sepanjang 210 km di antaranya kami targetkan bisa beroperasi dalam 2017 ini,” kata Assistant Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru Santoso di Jakarta. Dia menyebutkan, konstruksi ruas tol baru pada Jasa Marga akan terus dilakukan.
Pada April 2017, Jasa Marga telah mengoperasikan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi Bangil-Rembang sepanjang (7,1 km). Jasa Marga juga merencanakan akan mengoperasikan kelanjutan Jalan Tol Gempol-Pasuruan yaitu seksi Gempol-Bangil (6,8 km) dan seksi Rembang-Pasuruan (6,6 km) serta seksi terakhir Jalan Tol Semarang-Solo yaitu seksi Bawen-Salatiga (17,50 km) pada triwulan III 2017.
Baca Juga:
Selain itu, tahun ini Jasa Marga juga menargetkan pengoperasian Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Ruas Sepanjang-Krian (15,5 km), Jalan Tol Medan-Kualanamu- TebingTinggi (41,69km), JalanTol Solo-Ngawi (90,25 km), dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono (49,51 km). Selain Waskita Karya dan Jasa Marga, PT Astratel Nusantara (Astra Infra Toll Road) juga masih terus melakukan pengembangan konstruksi pada ruas tol yang dimiliki.
Direktur PT Astratel Nusantara, Wiwiek D Santoso menyebutkan, saat ini baru dua ruas tol yang dimiliki Astratel beroperasi penuh. ”Kami yang beroperasi full itu baru dua, yakni ruas Tangerang-Merak dan ruas Tol Cikopo- Palimanan. Empat ruas lainnya masih ada yang dalam proses konstruksi,” kata Wiwiek.
Empat ruas lain dalam proses konstruksi tersebut di antaranya Mojokerto-Jombang, Semarang- Solo, Kunciran-Serpong, serta Serpong-Balaraja. ”Jadi ada Mojokerto- Jombang sebagian sudah operasi sebagian lagi dalam proses konstruksi. Begitu juga dengan Semarang- Solo. Kunciran-Serpong itu full masih pembangunan.
Serpong- Balaraja juga masih akan dibangun,” ungkap dia. Dia menambahkan, Astratel memiliki target membangun jalan tol sepanjang 500 kilometer hingga 2020. Sedangkan saat ini yang baru dimiliki sepanjang 355 km.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna mengatakan, dari total panjang 1.800 jalan tol yang ditargetkan bisa selesai pada 2019, mayoritas konsesi dimiliki Jasa marga.
”Tapi bukan berarti karena Jasa Marga pelat merah maka dia yang paling banyak, tidak begitu. Tapi dilihat berdasarkan kemampuannya. Baik dari sisi operasi dan pendanaannya. Karena semua juga melalui proses lelang,” tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)