JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berharap dapat mengetahui perilaku pasar dan pergerakan investor di Indonesia melalui pemanfaatan Big Data, dengan cara menghimpun data dan informasi dari berbagai sumber.
Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan, data tersebut nantinya bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana perilaku investor dalam menyikapi kondisi di Indonesia, entah kondisi perekonomiannya, perpolitikan, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan stabilitas ekonomi.
Menurutnya, selain digunakan untuk mengetahui kebiasaan pasar dan investor dalam merespons berbagai kondisi, pemanfaatan Big Data juga diperuntukkan dalam mengetahui persepsi publik terhadap BI.
"Area yang bisa digunakan dalam Big Data, bisa akses perilaku pasar dan investor, bisa lihat keterkaitan bisnis keuangan dan lain sebagainya dan mengukur persepsi publik terhadap kebijakan BI," paparnya katanya di Gedung Bank Indonesia, Senin (7/8/2017).
Selain itu, BI juga dapat memanfaatkan data tersebut untuk melihat transaksi dari aliran dana investor khususnya di pasar Surat Berharga Negara (SBN). "Dalam kondisi apa si investor ini bisa menarik investasi atau lepas SBN dan kondisi bagaimana dia bisa membeli," lanjutnya.
Dengan demikian, nantinya BI bisa mengantisipasi keluarnya dana asing secara tiba-tiba (sudden capital outflow) sebelum terjadi. "Kita bisa deteksi lebih cepat kalau gunakan Big Data," tambahnya.
Menurutnya, pemanfaatan Big Data juga dapat memperkuat proses pengambilan keputusan di sektor moneter, Stabilisasi Sistem Keuangan (SKK) dan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang Rupiah (SP-PUR).
"Dengan informasi yang lebih cepat tersedia, dan cakupannya luas kita lakukan untuk perbaikan kualitas data informasi sehingga lebih baik, baik dari sektor moneter, stabilitas keuangan, dan sistem pembayaran dan pengedaran uang Rupiah," paparnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)