JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2017 tumbuh sebesar 4,95%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 sebesar 4,94%.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, pelemahan daya beli memang terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, utamanya adalah keadaan ekonomi global yang masih belum stabil.
Baca juga: Asyik! Ekonomi China Segera Membaik, Daya Beli Masyarakat Indonesia Akan Naik pada 2018
"Memang kalau pelemahan daya beli itu faktornya karena konsumsi masyarakatnya menurun drastis. Ini pertama memang faktornya misalkan kondisi global ya sejak 2014," ujarnya kepada Okezone.
Keadaan ekonomi China juga turut berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Wajar saja, permintaan bahan komoditas dari China selama ini merupakan faktor pendorong dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"(Ekonomi) China menurun. Setiap 1% penurunan pertumbuhan ekonomi di China ini dampaknya terhadap Indonesia menurunkan ekonomi kita sampai 0,11%," ujarnya.
Baca juga: Ekonomi Global Tidak Pasti Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat?
Ekonomi China memang begitu berpengaruh kepada Indonesia. Bahkan, keadaan ekonomi China lebih memberikan dampak bagi Indonesia dibandingkan fluktuasi ekonomi di Amerika Serikat.
"Kalau negara lainnya kurang begitu berpengaruh. Misalkan di Amerika Serikat menurun 1% itu ekonomi kita cuma turunnya 0,05%. Artinya faktor China ini sangat berpengaruh," ungkapnya.
Ekonomi China memang mengalami penurunan sejak 2014. Hal ini pun memberikan efek multiplier bagi Indonesia. Sebab, ekspor Indonesia turut mengalami penurunan sehingga berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat.
"Kemudian ini juga karena penurunan harga komoditas. Terutama kalau kita kan banyak ekspornya di batu bara dan di minyak kelapa sawit. Ini otomatis petani kelapa sawit atau petani perkebunan ini sejak 2014 memang mengalami penurunan dari segi pendapatan," ungkapnya.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Lemah, Dunia Usaha 'Menangis'
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan bahwa hingga saat ini daya beli Indonesia masih membaik. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan konsumsi masyarakat dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh signifikan 4,95% ini buktikan bahwa daya beli masyarakat masih kuat. Daya beli tidak turun masih tumbuh kuat," ujar Suharyanto di Kantor Pusat BPS, Senin 7 Agustus 2017.
(Rizkie Fauzian)