Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pacu Kualitas Tenaga Kerja, Pendidikan Vokasi Raih Kucuran Rp6 Triliun Tahun Depan

Ulfa Arieza , Jurnalis-Rabu, 16 Agustus 2017 |20:20 WIB
   Pacu Kualitas Tenaga Kerja, Pendidikan Vokasi Raih Kucuran Rp6 Triliun Tahun Depan
Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro (Foto: Okezone/Heru)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah menunjukkan langkah serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kerja (vokasi) dalam negeri. Salah satunya melalui besaran alokasi anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam RAPBN 2018, tema utamanya adalah memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan, dalam 10 produk nasional. Produk nasional tersebut, merupakan gabungan atau mencakup beberapa kementerian lembaga untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

Dia mengatakan, dari sisi pendidikan lewat Kementerian Pendidikan dan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pemerintah telah mengucurkan total dana sebesar Rp22 triliun. Dari jumlah tersebut, pendidikan vokasi mendapatkan alokasi sebesar Rp6 triliun.

"Pendidikan yang merupakan produk nasional dananya hampir Rp22 triliun, untuk vokasi alokasinya hampir Rp6 triliun, khususnya pendidikan vokasi yang ada di kemendikbud maupun Kemenristekdikti," ujarnya di Kantor Direktorat Jenderal pajak, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Menurut Bambang, pemerintah telah menaruh perhatian lebih pada pendidikan vokasi. Dengan demikian, diharapkan alokasi dana tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

"Jadi ini menujukan prioritas atau komitmen pemerintah untuk mengembangkan atau memperbaiki vokasi sebagai salah satu bentuk perekonomian berkeadilan," tambah dia.

Sekadar informasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terus bergerak naik, yaitu dari negara kategori medium high development menjadi negara dalam kategori high human development. Adapun angka IPM naik dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,18 tahun 2016.

Untuk menggenjot pembangunan sumber daya manusia pemerintah tidak hanya konsentrasi untuk mengurangi dampak kekurangan gizi kronis, menekan angka stunting, namun juga menyiapkan generasi muda yang berkualitas, yang terampil dan siap untuk berkompetisi.

Untuk itu, pemerintah telah menginisiasi peningkatan kompetensi tenaga kerja, antara lain melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Dengan peningkatan kualitas pendidikan vokasi, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement