JAKARTA - Kampanye negatif di Eropa mulai berimbas terhadap ekspor kelapa sawit Indonesia. Tak hanya Eropa, India juga menaikan bea masuk CPO mencapai 100%. Hal ini membuat Indonesia kesulitan untuk melakukan ekspor.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, ini menjadi kewenangan pihak India dengan menetapkan bea masuk berapa pun. Namun sekarang semua masih dalam pembahasan.
Baca juga: India Naikkan Bea Masuk CPO 100%, Mendag: Itu Bikin Mules
"Kita menetapkan bea masuk kita berapa pun itu orang lain tidak bisa masuk (ikut campur) dalam koridor dibawa treshold mau saya masukan bea masuk sekian tidak bisa apa-apa kalau yang lain. Kita juga tidak bisa itu hak dia,"tuturnya, di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Oke mengatakan, dari keputusan itu yang mesti disikapi bagaimana strategi menghadapinya. Pasalnya apapun ceritanya India menginginkan industri yang mengolah minyak nabati di sana hidup.
Baca juga: Tatap Muka dengan Menteri India, Mendag Keluhkan soal Bea Masuk CPO
"Kekurangan bahan baku dan juga industri itu yang selama ini karena bahan baku di tahan oleh kita (Indonesia) mereka (India) beralih ke (negara lain) tetap tidak bisa bersaing dengan kita, dengan sawit punya dikenakanlah di naikin,"ujarnya.