JAKARTA - Pengembangan kawasan berkonsep transit oriented development (TOD) dianggap menarik oleh pengembang. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya pengembang yang mulai mengincar kawasan yang berpotensi menjadi TOD baik dari BUMN maupun swasta.
Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, dirinya selalu memprediksi jika hunian berkonsep TOD akan menjadi primadona di masa mendatang. Khususnya ketika seluruh infrastruktur transportasi seperti Light Rail Transit (LRT) dan Masa Rapid Transit (MRT) sudah mulai beroperasi.
Baca juga: Urai Kemacetan, Stasiun Bogor Bakal Punya Hunian Transit Oriented Development 2 Tahun Lagi
"Dari dulu itu saya selalu memprediksi jika pasar-pasar yang akan jadi primadona itu adalah TOD. Tepatnya pada tahun 2019 ketika LRT MRT sudah jadi," ujarnya saat ditemui di Hotel Rafless, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Menurut Ali, saat ini masyarakat menengah banyak sekali yang mengambil rumah di luar Jakarta karena alasan harga yang lebih murah. Padahal, ongkos yang dikeluarkan sangatlah mahal juga untuk menuju ke Jakarta.
Oleh karenanya, dengan adanya hunian berkonsep TOD ini bisa membantu masyarakat untuk menyediakan hunian yang dekat dengan kantor. Dan tentunya juga dekat dengan pusat transportasi seperti MRT ataupun LRT.
Baca juga: Pengembangan Kawasan TOD Harus Ada Aturan Jelas!
"Selama ini masyarakat menengah itu terjebak dia beli rumah Rp 300 jutaan di luar Jakarta. Ketika sudah menyicil dan menempati ternyata dia butuh ongkos lagi untuk ke Jakarta. Jadi ujung-ujungnya mereka kos lagi di Jakarta," kata Ali.
"Kenapa pada cari keluar Jakarta? Karena di Jakarta enggak ada rusunami yang dikhususkan untuk pekerja. Jadi semoga dengan adanya konsep hunian TOD ini tentunya akan jadi primadona baru masyarakat pekerja di Jakarta," imbuhnya.
(Rizkie Fauzian)