JAKARTA - Investor asal Korea hingga China berniat untuk berinvestasi di Kalimantan Utara. Sektor yang dilirik pun berbagai macam, khususnya adalah sektor energi.
Pembangkit listrik tenaga air, pembangunan smelter, hingga investasi pada sektor energi lainnya juga turut diminati oleh Korea Selatan dan China. Khususnya untuk Korea Selatan, investor melalui Hyundai Group berminat untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas hingga 600 megawatt (mw).
Hanya saja, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) perlu dilakuakn terlebih dahulu mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTA. Pembangunan pembangkit listrik ini diharapkan dapat berdampak pada semakin besarnya kapasitas listrik yang dimiliki oleh Kalimantan Utara.
"Karena bangun PLTA butuh lima tahun jadi tahap pertama bangun PLTU, jadi masa transisi itu perlu ada yang dibangun 400 sampai 1.000 mw," kata Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Proyek ini dipastikan tidak akan dibangun dengan monopoli dari salah satu investor. Pemerintah nantinya juga akan kembali melakukan pembahasan dengan China dan Korea terkait proyek ini.