"Sehingga peraturan yang tadinya dianggap mampu menjaga persaingan industri transportasi antara taksi konvensional dengan taksi berbasis aplikasi justru berdampak negatif," kata dia.
Baca Juga: Tarif Taksi Online Batal Diatur, Menhub Ingin Ada Keadilan bagi Taksi Konvensional
Selain itu, Pefindo juga memutuskan untuk menahan outlook negatif untuk TAXI. Sebagai langkah antisipatif penurunan lebih lanjut pada profil keuangan perseroan, terutama disebabkan oleh posisi likuiditas yang semakin ketat dan meningkatnya risiko refinancing dari obligasi perseroan yang jatuh tempo tahun depan.
Sekadar informasi, TAXI diwajibkan untuk menjual aset tidak produktif berupa lahan sebagai jaminan utang pada PT Bank Central Asia (BBCA) selambatnya pada November mendatang. Selain itu, TAXI juga memiliki kewajiban obligasi senilai Rp1 triliun yang bakal jatuh tempo pada Juni 2019.
(Martin Bagya Kertiyasa)