Menurut dia, sejauh ini batik belum mencapai taraf kesukaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berpakaian sehari-hari.
"Sekarang masyarakat baru senang pakai batik karena nyaman, namun belum sampai pada taraf kesukaan dan kebiasaan. Pemerintah harus terus sebar sosialisasi," katanya.
Kendala berikutnya, kata Endang, adalah ketersediaan bahan baku yang masih relatif mahal sehingga berdampak pada harga jual produk batik tulis dan cap di masyarakat yang masih tinggi harganya.
"Batik di acara pameran kali ini, dibanderol mulai dari Rp100 ribu hingga Rp2 juta per buah, tergantung kerumitan motif dan kualitas bahan," katanya.
(Fakhri Rezy)